watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
enaknya ngewe dipantai

Saat itu masih pagi,
sekitar jam 6.30. Aku ingin berbagi cerita ngentot
17 tahun terbaru saat Matahari mulai muncul di
ufuk timur. Setelah aku bangun darti tidurku yang
nyaman di hotel sekitar pantai itu maka saat itulah
awal dimana cerita ngentot 17 tahun terbaru ini
terjadi. Yuk kita terusin dan lanjutin gimana
kelanjutan cerita ini.
Kebetulan cottage ini mempunyai pantai yang
secluded tapi indahnya luar biasa. Saya berlibur
sendirian di sini karena memang tujuannya untuk
menyendiri, mumpung kuliah juga masih libur.
Itung-itung refreshing dari kehidupan kota yang
bising. Setelah mengenakan bikini pink,
mengambil novel, sunglasses Armani, akhirnya
berangkat juga saya ke pantai tersebut.
Oh ya, sebenarnya risih juga mendeskripsikan
bagian tubuh sendiri, tapi rasanya kurang pas
kalau ‘blank’ tidak ada bayangan apa-apa. Bukan
seperti yang anda bayangkan, nothing special in
me.. everything’s in average size.
Usia saya 22 tahun, tinggal di kota S. Tinggi saya
sekitar 160 cm, berat 50 kg. Saya berkacamata
minus tapi lebih sering memakai contact lens.
Rambut hitam di-highlight merah pendek sebahu,
kulit saya kuning langsat sebagaimana warna kulit
keturunan China pada umumnya. Untuk ukuran
payudara, seperti yang saya bilang tadi, rata- rata,
tapi cukup bulat dan padat. Kecuali paha saya..
ukurannya lumayan tapi proporsional kok. Dari
itu semua yang paling saya sukai adalah leher
saya yang jenjang dan sensitif serta pinggul saya
yang membuat siluet tubuh saya lebih ‘pas’.
Anyway, setelah jalan beberapa menit, sampailah
saya di pantai itu. Masih sepi sih kalau pagi begini,
mungkin orang-orang masih baru bangun atau
sedang breakfast. Biasanya di pantai ini memang
sudah umum orang bertelanjang, malah jika ada
yang ingin ‘ML’ disitu pun tidak dilarang kok.
Karena tidak ada partner dan tidak ada pikiran
kesitu, sayapun cuek saja, pokoknya mau santai
nih ceritanya. Setelah menggelar handuk pantai,
saya pun rebahan, tengkurap sambil baca novel
Harlequin yang saya bawa tadi. Saya memang
penggemar novel Harlequin, jadi ke mana- mana
bawaannya novel- novel itu saja. Ceritanya
bagus, sering nyerempet-nyerempet malah, dan
itu yang bikin tambah asyik.
Baru 10-15 menitan tenggelam dalam novel, tiba-
tiba saya terganggu dengan bayangan yang
menutupi halaman yang sedang saya baca.
Kontan saja saya langsung mendongak sambil
mengernyit silau. Maklumlah, sunglasses saya
kacanya tidak begitu gelap, jadi kadang masih
sedikit silau. Akhirnya bersuara juga tuh si pemilik
bayangan, “Sorry, Do I interrupt you?”. “Yes, if
you keep standing there,” jawabku judes, abis
kesel sih konsentrasiku terganggu. Mendengar
jawaban ketus begitu orang tersebut tidak marah,
malah tersenyum dan bergeser ke sampingku
dan berbaring di situ. “Kalo di sini nggak
menggangu kan?” tanyanya. “Oh, nggak pa-pa
kok,” jawabku sambil tersenyum. Abis dia cakep
sih, badannya tinggi atletis, dadanya bidang dan
rambutnya kecoklatan, kalau warna mata sih
masih belum kelihatan, abis sunglasses yang dia
pakai gelap sekali. Dia memakai celana renang
Speedo yang segitiga, warna biru muda, sexy
sekali. Dijejerin cowok cakep begini lumayan
asyik sih tapi nervous juga, akhirnya novel tetap
dibuka tapi tidak kebaca isinya. Sejauh ini dia
masih cuek saja, tidak melakukan tindakan apa-
apa.
Tiba- tiba dia duduk (sedari tadi tiduran) dan
menyapa saya, “Hai, saya Steve. Nama kamu
siapa dari tadi kok diem terus, emangnya
novelnya seru bener ya?” Lumayan seru sih,
sebelum kamu datang, batinku. “Ah nggak kok
biasa aja. Kenalin, saya Sandra.” “Nama kamu
manis deh, persis ama orangnya,” jawab Steve.
Saya cuma tersenyum sambil say thank’s saja
dan mulai berpikir kalau orang ini ada maunya
kali. Benar saja, dia minta tolong untuk
mengoleskan suntan oil di punggungnya.
Nih orang berani amat.. siapa takut. Saya ambil
botol minyak dari tangannya lalu saya tuangkan
sedik it di tangan dan saya oleskan ke
punggungnya. Sambil senyam-senyum dia
bilang kalau olesan saya mantap dan rasanya
tangan saya cocok sekali di badannya. Tuh kan
para cowok memang hobby ngegombal. Saya
kira setelah itu selesai, ternyata tidak semudah itu
lolos darinya. Karena saya sudah membantunya
akhirnya dia menawarkan untuk mengoleskan
suntan oil itu ke badan saya.
Alasannya sih karena dia lihat saya belum
memakainya dan sayang kalau kulit saya yang
mulus ini terbakar sinar matahari. Kembali sikap
yang ‘gentleman’ menang. Pertama sih, dia
mengoleskan di punggung saya, pelan- pelan
sambil dipijat. Enak banget deh rasanya. Karena
ada tali bikini, dia bilang nggak enak kalau nggak
dilepas dan dia menawarkan untuk membantu
melepaskan ikatan tali bikiniku. Namanya bikini
kan cuma seutas tali pegangannya, topless deh
saya sekarang. Sudah telanjur basah sih, terusin
saja.
Sambil memijat-mijat, Steve bilang kalau dia suka
sekali terhadap pinggul saya dan dia pijat pelan-
pelan. Saya pun mengerang pelan, karena saya
pinggul saya cukup sensitif, jangankan dipijat,
dielus saja bisa bikin on kok. Melihat respon saya,
Steve malah tambah berani.
Karena dapat lampu hijau, tangannya pun mulai
turun ke paha saya yang makin panas dingin.
Ternyata tangannya yang pada awalnya
mengelus paha, mulai mencari-cari. Otomatis
saya buka kaki saya dan dia mulai menyingkap
tali celana bikini saya. Jarinya yang besar itu
berusaha masuk ke lubang kemaluan saya. Mana
mungkin saya diam. Saya memang enjoy sih
dikasih permainan jari oleh cowok, tapi tidak
terlalu suka masturbasi. Tangan Steve yang licin
karena minyak, tambah licin lagi kena juice dari
liang senggama saya.
Setelah 10 menit bermain dengan jari Steve yang
diwarnai dengan desahan dan teriakan dari mulut
saya akhirnya saya mendapatkan orgasme. “You
owe me one,” kata Steve sambil tersenyum
manis. “OK, it’s your turn to get one too,”
jawabku. Sudah terlihat kejantanan Steve yang
mengeras dan mengintip di bagian atas Speedo-
nya. Kelihatan sekali size-nya yang di atas rata-
rata, sudah faktor genetis kali ya kalau average
size-nya orang bule di atas orang Asia.
Anyway, performa tetap lebih penting daripada
ukuran khan? Para cowok setuju nggak nih? Saya
mulai melepas celana bikini saya dan dia pun
melepas celana renangnya. Wow.. nggak kuat
nih.. ternyata benar dugaan semula. Dan nggak
cuman gede tapi juga keras. Setelah menjilati
kejantanannya sebentar, akhirnya saya
membimbingnya masuk ke ‘sarang’nya.
“Aaahh..” kita berdua menjerit (untung masih
sepi) “Gila, memek kamu rapat amat.. licin tapi
rapat,” kata Steve.
Tidak cuma Steve yang keenakan, saya juga sih.
Rasanya punya dia seperti masuk sampai mentok
deh, 20 cm sih, diameternya besar lagi. Steve
senang mmemainkan payudara saya. Dicium,
dipilin-pilin, dicubit dan dielus-elus. Selama ini
saya di atas, dia menikmati tiap goyangan naik
turun yang saya buat. Dia terlihat enjoy sambil
menyaksikan gerakan payudara saya yang
seirama dengan goyangan tubuh saya, semakin
terasa saat dia ikut bergoyang seirama dengan
saya. Tiba-tiba dia berguling dan membuat saya
berada di bawahnya. Kaki saya diangkat ke
bahunya dan dia memasukkan kejantanannya
lebih dalam lagi.
Saya pun semakin menjerit-jerit liar, “Aaahh..
Steve please, cepetin dong.. ahh.. oh.. oh..”
Keringat membasahi tubuh kami berdua. Sexy
sekali kelihatannya, tubuh kami mengkilap oleh
keringat dan minyak di bawah siraman sinar
matahari pagi. Steve merasakan otot-otot
kewanitaan saya mengejang dan sesaat
kemudian muncratlah cairan hangat dari dalam,
bersamaan dengan itu Steve pun mencabut
kemaluannya dan memuntahkan isinya di atas
perut dan payudara saya.
Warm, smells good dan taste good too. Saya
ratakan cairan steve di kedua payudara saya dan
setelah itu saya jilati jari-jari saya yang basah.
“Kamu keliahatan sangat seksi dan menantang
saat kamu menjilati jari-jarimu, enak kan
maniku?” tanya Steve. “Sungguh nikmat dan
membuatku seakan melayang di langit ketujuh,”
jawabku sambil tersenyum nakal. Kami berdua
berbaring sejenak dan kemudian memutuskan
untuk berenang di pantai. Sungguh nikmat
bercinta pada pagi hari di alam terbuka.


Adult | GO HOME | Exit
1/3976
U-ON

inc Powered by Xtgem.com